Rabu, 12 Oktober 2011

*_* Karena Dia Manusia Biasa


Sebuah kisah yang semoga bisa memberi inspirasi kepada Anda tentang makna cinta dan pernikahan. Selamat Membaca.
-----------------------------------
Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu?


Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir,manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya.


Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja.


Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan.


Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.


Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengen tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.


Saya baru dapat menggambil cuti pada H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan.


Dia juga ingin bercerita banyak pada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur. "Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini. "Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."


"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu.


Akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam. "Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas di dalamnya.


Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ketawa geli.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe.


Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas. Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia Cuma ngikik melihat ekspresi saya.
Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

==================

Kepada Yth
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya

Di tempat


Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ...... untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.

Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya.


Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.


Kenapa saya memilih anda ? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini. Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini.


Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

==================


Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan. "Kenapa kamu memilih dia."


"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap.

"Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"


"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan ? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha."


"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkerik terdengar nyaring diluar tembok.


"Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali rebahan.

Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.


* * *

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.

Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.
Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah.
Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan.
Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas: "Cinta tumbuh karena suami/istri ( belahan jiwa)."


Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin !!


### Cara Tuhan MempertemUkan kiTa dGan cinTa SejaTi kiTa ###

Cinta itu hadir diwaktu tak terduga..
Dan pergi pun disaat hati tak mampu untuk melepaskan..
Cinta bukanlah harta yang sesaat kita dapatkan namun sesaat pula kita habiskan..
Cinta lebih dari itu..
Cinta lebih kuat dari maut,
Cinta sanggup menyembuhkan perih dihati,
Cinta mampu mengubah duka menjadi sukacita..
Cinta pun mampu menjadikan kita lebih bermakna..
Dan jika cinta berubah menjadi tanya,
Cinta berubah menjadi airmata,
Cinta berubah menjadi luka,
Cinta berubah menjadi penyesalan...
Itu bukan krn cinta tp krn kita egois terhadap cinta itu sendirii..

Kebersamaan yang kita punya bersama dia yang kita cinta adalah cara Tuhan Mempertemukan kita dengan cinta sejati kita..
Agar kita saling terbuka,
Agar kita saling memahami,
Agar kita saling peduli,
Agar kita saling melengkapi kelemahan dari pasangan kita,
Dan sanggup menyempurnakan arti cinta itu sendiri..
Agar kita saling memiliki, hingga tak ada lagi tempat untuk orang kedua, ketiga.. bahkan keenam...
Agar kita saling menjaga bukan membuat dia tidak nyaman..
Itulah cara Tuhan mempertemukan kita dengan cinta sejati kita..

Selasa, 27 September 2011

‘ JusT 4 SomeoNe ‘

Pernah ku berfikir mengapa aku bisa sangat mencintaimu ..
Mengapa aku begitu menyukai semua hal tentangmu ..
Mengapa aku begitu ingin selalu bersama denganmu hingga maut memisahkan..
Mengapa juga aku selalu tak rela jika kamu berada didekat orang lain..
Mengapa kadang Logikaku tak jalan ketika bersamamu..
Semua itu membuatku berfikir..
Ada apa dengan diriku??
Ada apa dengan hatiku??

Namun,
Semua pertanyaan yang hinggap di pikiranku tak juga terjawab..
Semuanya seakan tak membutuhkan sebuah jawaban..
Aku hanya bisa tersenyum..
Lalu,
Kembali ku mengingat saat-saat awal ku mulai menyukaimu..
Begitu wajar hingga ku tak sadar aku telah jatuh cinta..
Indah dan menyenangkan..
Jujur,
Aku tak ingin berpisah denganmu walaupun kadang sang waktu memintamu dariku..
Kalau saja boleh aku memilih jodohku kepada Tuhan,
Maka ku pilih kamu..
Satu untuk selamanya dalam hidupku.. Aminn !!

Rabu, 13 Juli 2011

Aku sYank kamu ?!


Melihatmw adLh bahagiaqw
Tawamw adLh tawaqw
Bahagiamw adLh bhagiaqw
Menggapaimw adLh kesulitan untukqw
Kekasih mu adLh penghalang bwadqw
Sakit yG s’Lalu qw rasakan
Takkan prnh bz kaw rasakan
Harapan sesaat yG kaw berikan
SprTi ingin tp tak inGn
Hanya menambah luka untukqw
Air mata yG s’Lalu menetes
Takkan prnh engkw ketahui
Qw simpan sMw ne
Krna aqw syank kMu

Just Do It !!



Ketika menjemput teman di bandara sore tadi , tak sengaja saya
mendapat pelajaran berharga arti sebuah perkawinan .
Di ruang kedatangan , seorang pria paruh baya menenteng
koper dan tas kecil tergopoh menjemput keluarga yang datang
menjemputnya .
Sambil berjongkok ia memeluk anaknya yang kecil , perempuan usia lima
tahun . Dari hangatnya pelukan erat anak - bapak ini tercermin betapa
masing-masing amat rindu . “Apa kabar Nak ? Papa kangen nih .” Sang anak
tersipu-sipu , Kami juga kangen Pa . Mereka saling mengelus kepala . Adegan
selanjutnya , adalah ciuman kasih si pria terhadap ibu kedua anaknya ,
layaknya pengantin baru .
Rasa iri terbersit di hati melihat adegan tersebut .
“ Sudah berapa tahun usia perkawinan Anda ,”
tanya saya kepada si pria .
“ Kami sudah menikah selama 17 tahun ,” jawabnya
tanpa melepaskan gandengan tangan istrinya .
“ Omong-omong , Anda pergi berapa lama sih ? ”
“ Dua hari ,” jawabnya singkat .
Saya terkejut mendengar jawaban itu . Betapa tidak , melihat kerinduan
masing-masing dalam penyambutan mesra itu , saya pikir pria tadi sudah
meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan .
“ Mengapa Anda tanyakan hal itu ,” tanya si pria melihat wajah saya termangu .
“ Well , semoga saya bisa seperti Anda.”
“ Jangan hanya berharap. Just Do It ,” ujarnva berlalu.

Barangkali memang benar pernyataan Mignon McLaughlin jurnalis Amerika
terkenal , sebuah perkawinan yang berhasil menuntut jatuh cinta
berkali-kali tapi selalu pada orang yang sama .
########################################################